Advertisement
Hidup Bersama Alam di Kawasan Adat Ammatoa-Kajang Propinsi Sulawesi Selatan bukan hanya terkenal dengan Pantai Losari di Makassar dan makanan laut yang segar. Penjelajahan Kamga, pembawa acara program Explore Indonesia yang tayang di Kompas TV berlanjut ke beberapa wilayah seperti Kabupaten Sinjai, Bulukumba, dan Maros.
Sekitar 250 kilometer dari ibu kota Provinsi, dalam pelukan rerimbunan hutan, hidup komunitas adat Ammatoa. Mereka menetap di Desa Tana Toa, Kecamatan Kajang,
Kabupaten Bulukumba dan salah satu tujuan eksplorasi Kamga.
|
Kawasan Adat Ammatoa |
Komunitas adat Ammatoa dikenal sebagai
Suku Kajang. Suku ini memiliki gaya hidup berbeda dengan masyarakat kebanyakan. Mereka hidup sederhana, anti kemewahan, dan tetap bertahan tradisional di tengah gempuran modernisasi.
Penduduk yang tinggal di kawasan Kajang Dalam hidup dengan cara-cara yang konvensional. Bagi mereka, teknologi dapat memberikan dampak negatif bagi kehidupan dan merusak sumber daya alam.
Hutan, bagi mereka, ibarat seorang ibu yang memberikan perlindungan sekaligus harus dilindungi. Kamasea-masea, sebuah prinsip hidup yang mereka anut yang berarti kesederhanaan dan kesamaan derajat di hadapan Sang Pencipta.
“Apa sebenarnya makna dari kamasea-masea?” Kamga bertanya kepada Muhannis, budayawan setempat.
“Jadi mereka pada dasarnya berprinsip hidup kamasea-masea sifat hidup prihatin dan sederhana. Bukan berarti mereka anti teknologi tapi mereka tidak ingin menggunakan untuk menjaga kesucian hatinya tetap kamasea-masea,” jelas Muhannis.
Kalau ada penduduk mau menikmati hal-hal yang sifatnya modern, masyarakat setempat mempersilakannya untuk tinggal di luar kawasan. Suku Kajang memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dengan mengolah apa yang tersedia di kawasan hutan yang boleh diusahakan.
Sebut saja seperti, bahan pewarna pakaian yang menggunakan daun tarung, air, dan kayu. Semuanya digunakan sesuai ketentuan adat dan izin pemimpin suku, Sang Ammatoa.
Jika malam tiba, kawasan
adat Ammatoa gelap gulita. Hanya cahaya bulan yang menemani. Lampu minyak yang digunakan sebagai penerangan pun harus dimatikan jika hendak tidur. Alhasil, sinar bintang sungguh terlihat jelas dan memukau. Sebuah pemandangan yang jarang ditemui di kota besar.
Seperti apa rasanya hidup selaras dengan alam di Kawasan Adat Ammatoa? Saksikan penjelajahan Kamga di "Explore Indonesia", Selasa (19/2/2013) pukul 11.00 dan 21.00 WIB hanya di Kompas TV. (Kompas TV/ Amelia Tagaroi) Sumber:kompas com
Advertisement